Masturbasi biasanya dilakukan untuk menyalurkan hasrat seksual seksual. Tapi selama ini ada anggapan jika sering masturbasi bisa mengubah ukuran penis. Benarkah?
Para ahli mengungkapkan hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa masturbasi bisa membuat ukuran penis berubah lebih kecil atau justru membesar, seperti dikutip dari About.com.
Secara kesehatan seksual, masturbasi merupakan kegiatan yang paling sehat serta tidak berisiko daripada melakukan hubungan seks pranikah. Dan ukuran penis tidak bisa berubah dengan cara dipijat atau melalui masturbasi.
Selain itu ukuran kelamin seseorang bukanlah jaminan untuk bisa memuaskan perempuan, karena yang terpenting adalah tingkat kekerasan penis serta teknik pria untuk dapat mencapai titik G-spot.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Andri Wanananda, MS dalam konsultasinya di detikHealth bahwa tidak ada kaitan antara onani atau masturbasi dengan ukuran penis yang bisa mengecil.
Ia menuturkan penis yang berukuran kecl sekalipun tetap bisa melakukan hubungan seks dengan baik, karena G-spot dan zona erotik pada dinding atas vagina hanya berjarak 3-5 cm dari dinding luar vagina, sedangkan penis ketika berereksi pasti ukuranya lebih dari 3 cm.
Meski begitu sebaiknya jangan melakukan masturbasi terlalu sering karena dapat memicu aktivitas berlebih pada saraf parasimpatik. Dampaknya adalah produksi hormon dan senyawa kimia seks meningkat.
Ketidakseimbangan senyawa kimia ini bisa mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan seperti impotensi, kebocoran katup air mani, kebotakan, nyeri punggung dan selangkangan, serta rasa letih sepanjang hari.
SEX and HEALTH TIPS
Kamis, 12 April 2012
Selasa, 10 April 2012
Ini Dia yang Bikin Kelamin Pria Tak Bisa 'Berdiri'
Disfungsi ereksi alias impotensi merupakan gangguan kesehatan yang paling ditakuti pria. Berbagai macam cara bisa dicoba pria untuk menunjukkan 'kejantanannya' tersebut. Ketahui apa saja yang membuat kelamin pria tak bisa 'berdiri'.
Untuk dapat ereksi (tegangnya kelamin) dengan sempurna, penis membutuhkan elastisitas pembuluh darah dan ritme jantung yang stabil untuk memompa darah ke bagian tersebut.
Namun ada beberapa faktor yang membuat darah tidak terpompa secara sempurna, yang akhirnya membuat senjata pria tidak mampu 'berdiri', antara lain seperti dilansir webmd, Kamis (5/4/2012):
1. Depresi
Otak adalah zona sensitif seksual yang sering diabaikan. Gairah seksual dimulai di kepala (otak) dan terus berjalan ke bawah (penis). Depresi dapat mengurangi keinginan Anda untuk bercinta dan menyebabkan disfungsi seksual. Ironisnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati depresi juga dapat menekan dorongan seksual dan membuat pria lebih sulit mendapatkan ereksi.
2. Alkohol
Banyak yang berpikir bahwa minum sedikit alkohol dapat meningkatkan mood untuk bercinta, tetapi kebiasaan minum alkohol dapat membuat pria lebih sulit untuk ereksi. Penggunaan alkohol yang tinggi dapat mengganggu ereksi, tetapi efek ini biasanya sementara.
3. Obat-obatan
Obat-obatan juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi, obat penghilang nyeri dan antidepresan. Obat-obat ilegal seperti amfetamin, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan masalah seksual pada pria.
4. Stres
Tidak mudah untuk mendapatkan mood bercinta ketika Anda sedang kewalahan dengan pekerjaan di tempat kerja atau rumah. Stres dapat merugikan berbagai bagian tubuh, termasuk penis. Atasi stres dengan membuat perubahan pada gaya hidup, seperti melakukan relaksasi dengan olahraga secara teratut, cukup tidur dan mencari bantuan dokter bila perlu.
5. Kemarahan
Kemarahan dapat membuat darah naik ke wajah, tapi tidak ke tempat yang pria butuhkan ketika ingin melakukan hubungan seks. Kemarahan baik yang langsung ataupun tidak, dapat berkontribusi untuk masalah kinerja di kamar tidur.
6. Kegelisahan atau kecemasan
Semua kecemasan yang dapat membuat Anda takut dan menghindari keintiman, ibarat lingkaran setan yang menempatkan tekanan besar pada kehidupan seks Anda.
7. Kegemukan
Pria yang kegemukan alias obesitas tidak hanya menurunkan rasa percaya diri tetapi juga kemampuan di kamar tidur. Pria yang obesitas menghasilkan lebih sedikit hormon testosteron, yang penting untuk menaikkan gairah seksual dan ereksi. Kelebihan berat badan juga terkait dengan tekanan darah tinggi dan pengerasan pembuluh darah, yang dapat mengurangi aliran darah ke penis.
8. Citra diri negatif
Bila Anda tidak menyukai apa yang Anda lihat di cermin, mudah untuk menganggap pasangan tidak akan menyukai pandangan tersebut. Citra diri yang negatif dapat membuat Anda khawatir dan menurunkan kinerja saat mencoba melakukan hubungan seksual.
9. Libido rendah
Libido rendah tidak sama dengan disfungsi ereksi, tetapi banyak faktor yang menyebabkan disfungsi ereksi juga dapat mengurangi libido (gairah seksual). Harga diri yang rendah, stres, kecemasan dan obat tertentu, semua juga bisa mengurangi gairah seks. Ketika semua kekhawatiran terikat saat berhubungan seksual, maka minat Anda pada seks dapat menukik tajam.
10. Kondisi kesehatan
Banyak kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi saraf, otot atau aliran darah yang diperlukan untuk mendapatkan ereksi. Diabetes, tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah, cedera tulang belakang,dan multiple sclerosis dapat berkontribusi untuk terjadinya disfungsi ereksi.
Operasi untuk mengobati masalah prostat atau kandung kemih juga dapat mempengaruhi saraf dan pembuluh darah yang mengontrol ereksi.
Untuk dapat ereksi (tegangnya kelamin) dengan sempurna, penis membutuhkan elastisitas pembuluh darah dan ritme jantung yang stabil untuk memompa darah ke bagian tersebut.
Namun ada beberapa faktor yang membuat darah tidak terpompa secara sempurna, yang akhirnya membuat senjata pria tidak mampu 'berdiri', antara lain seperti dilansir webmd, Kamis (5/4/2012):
1. Depresi
Otak adalah zona sensitif seksual yang sering diabaikan. Gairah seksual dimulai di kepala (otak) dan terus berjalan ke bawah (penis). Depresi dapat mengurangi keinginan Anda untuk bercinta dan menyebabkan disfungsi seksual. Ironisnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati depresi juga dapat menekan dorongan seksual dan membuat pria lebih sulit mendapatkan ereksi.
2. Alkohol
Banyak yang berpikir bahwa minum sedikit alkohol dapat meningkatkan mood untuk bercinta, tetapi kebiasaan minum alkohol dapat membuat pria lebih sulit untuk ereksi. Penggunaan alkohol yang tinggi dapat mengganggu ereksi, tetapi efek ini biasanya sementara.
3. Obat-obatan
Obat-obatan juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi, obat penghilang nyeri dan antidepresan. Obat-obat ilegal seperti amfetamin, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan masalah seksual pada pria.
4. Stres
Tidak mudah untuk mendapatkan mood bercinta ketika Anda sedang kewalahan dengan pekerjaan di tempat kerja atau rumah. Stres dapat merugikan berbagai bagian tubuh, termasuk penis. Atasi stres dengan membuat perubahan pada gaya hidup, seperti melakukan relaksasi dengan olahraga secara teratut, cukup tidur dan mencari bantuan dokter bila perlu.
5. Kemarahan
Kemarahan dapat membuat darah naik ke wajah, tapi tidak ke tempat yang pria butuhkan ketika ingin melakukan hubungan seks. Kemarahan baik yang langsung ataupun tidak, dapat berkontribusi untuk masalah kinerja di kamar tidur.
6. Kegelisahan atau kecemasan
Semua kecemasan yang dapat membuat Anda takut dan menghindari keintiman, ibarat lingkaran setan yang menempatkan tekanan besar pada kehidupan seks Anda.
7. Kegemukan
Pria yang kegemukan alias obesitas tidak hanya menurunkan rasa percaya diri tetapi juga kemampuan di kamar tidur. Pria yang obesitas menghasilkan lebih sedikit hormon testosteron, yang penting untuk menaikkan gairah seksual dan ereksi. Kelebihan berat badan juga terkait dengan tekanan darah tinggi dan pengerasan pembuluh darah, yang dapat mengurangi aliran darah ke penis.
8. Citra diri negatif
Bila Anda tidak menyukai apa yang Anda lihat di cermin, mudah untuk menganggap pasangan tidak akan menyukai pandangan tersebut. Citra diri yang negatif dapat membuat Anda khawatir dan menurunkan kinerja saat mencoba melakukan hubungan seksual.
9. Libido rendah
Libido rendah tidak sama dengan disfungsi ereksi, tetapi banyak faktor yang menyebabkan disfungsi ereksi juga dapat mengurangi libido (gairah seksual). Harga diri yang rendah, stres, kecemasan dan obat tertentu, semua juga bisa mengurangi gairah seks. Ketika semua kekhawatiran terikat saat berhubungan seksual, maka minat Anda pada seks dapat menukik tajam.
10. Kondisi kesehatan
Banyak kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi saraf, otot atau aliran darah yang diperlukan untuk mendapatkan ereksi. Diabetes, tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah, cedera tulang belakang,dan multiple sclerosis dapat berkontribusi untuk terjadinya disfungsi ereksi.
Operasi untuk mengobati masalah prostat atau kandung kemih juga dapat mempengaruhi saraf dan pembuluh darah yang mengontrol ereksi.
Sabtu, 24 Maret 2012
Usaha-usaha yang Perlu Dilakukan Istri Jika Suami Susah 'Bangun'
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
"ED tidak harus menghancurkan kehidupan seksual. Justru Ed dapat menjadi alasan untuk menggali kreativitas dan keintiman dalam berbagi cara-cara yang belum dieksplorasi," kata Marianne Brandon, PhD, seorang psikolog klinis dan terapis seks di Annapolis, MD.
Ed dapat disebabkan karena masalah fisik ataupun emosional. Dan kehidupan rumah tangga yang diwarnai dengan ED, tentunya juga sedikit banyak akan menimbulkan gejolak emosional. Maka sebaiknya masalah tersebut harus dibicarakan secara baik-baik antara suami dan istri.
Jika istri tidak yakin apakah penyebab ED yang dialami suaminya adalah masalah fisik atau emosional. Maka dapat memperhatikan penis suaminya ketka tidur. Pria sehat dari segala usia 3-5 kali ereksi spontan selama tidur.
Kondisi medis umum penyebab ED adalah kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Karena kondisi medis tersebut dapat menyebabkan aliran darah melambat ke seluruh bagian tubuh, termasuk penis. Efek samping dari obat-obatan seperti obat tekanan darah dan antidepresan juga dapat menyebabkan ED. Sehingga kondisi tersebut dapat dikonsultasikan dengan dokter.
Beberapa kasus ED mereda ketika seorang pria mulai makan dengan diet yang lebih baik, seperti menurunkan berat badan atau berhenti merokok. Jika pasangan merasa sedih, tegang atau cemas, ED dapat menjadi efek samping yang tidak diinginkan. Stres dan ketegangan sehari-hari juga dapat menyebabkan ED.
"Ciptakan suasana baru dalam tempat tidur dan mengeksplorasi berbagai gaya baru. Untuk pria yang mengalami orgasme tanpa ereksi melibatkan pembengkakan pembuluh darah, orgasme dan ejakulasi yang melibatkan kejang otot. Posisi seksual tertentu juga meningkatkan stimulasi yang membuat penis dapat ereksi," kata Lou Paget, seorang pendidik seks di Los Angeles.
Jika usaha-usaha yang dilakukan gagal, masih ada Viagra, Cialis, dan Levitra yang dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan genital. Obat tersebut dikenal sebagai inhibitor PDE5, merupakan kelas obat yang sangat efektif. Tetapi pasangan perlu menunggu 30 menit hingga 1 jam agar suami mendapatkan ereksi dan siap untuk berhubungan seksual.
Beberapa nutrisi untuk mengatasi ED pun dapat terkandung pada makanan tertentu seperti dikutip dariPrevention, Kamis (1/3/2012) antara lain:
1. Delima
Dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research, pria yang minum jus delima selama 4 minggu memiliki skor lebih baik pada penilaian ED.
2. Kacang pistachio
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Turki menunjukkan bahwa, makan 100 g (3 1/2 ons) kacang pistachio sehari selama 3 minggu dapat memperbaiki kondisi ED tanpa efek samping.
3. L-arginin
Ditemukan secara alami dalam makanan, asam amino ini meningkatkan produksi nitric oxide. Sudah terbukti memperbaiki ED, tetapi hanya pada pria dengan tingkat rendah dari oksida nitrat, seperti yang terkait dengan masalah kardiovaskular.
4. Ginseng merah
Hasil dari beberapa studi dari University of Exeter, menemukan bahwa menggunakan ramuan ginseng merah secara signifikan dapat memperbaiki kondisi ED dengan relaksasi otot-otot di penis untuk aliran darah yang lebih baik, sehingga membantu untuk menyebabkan ereksi.
Senin, 19 Maret 2012
Saat Kemaluan Pria Kejepit Resleting
Salah satu pengalaman paling traumatis yang pasti pernah dialami oleh hampir semua laki-laki di masa kecilnya adalah saat kemaluannya terjepit resleting celana. Meski rasanya sangat sakit, cara mengatasinya sama sekali tidak sulit.
Prof Dr Steven M Selbst, seorang dokter anak dari Jeffersson Medical College menyarankan agar kulit yang terjepit dilumuri dengan minyak mineral. Jika tidak ada, minyak bayi atau baby oil juga bisa digunakan asalkan licin dan tidak menyebabkan iritasi.
"Saya sudah melakukan ini beberapa kali. Sangat mudah dan murah, Anda cukup membiarkannya selama 20-30 menit lalu kulit yang terjepit akan lepas dengan sendirinya," kata Prof Selbst dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh American Academy of Pediatrics, seperti dikutip dari Familypracticenews.
Menurut Prof Selbst, minyak yang dilumurkan pada kemaluan anak dengan sendirinya akan melumasi permukaan kulit yang bersentuhan dengan resleting. Dalam beberapa saat, kulit akan lepas atau jika tidak maka tinggal dibantu dengan ditekan pakai kain katun.
Meski banyak yang menyarankan jalan pintas yakni dengan memotong resletingnya, Prof Selbst justru kurang suka cara ini. Selain merusak celana, menurutnya cara tersebut kadang-kadang tidak berhasil jika resletingnya terbuat dari logam seperti pada celana jins.
"Kami pernah meminta tolong petugas untuk memotong resleting dari logam. Saat petugas itu datang membawa gunting khusus untuk kawat, yang terjadi anak itu malah ketakutan," kata Prof Selbst menjelaskan alasannya kurang menyukai cara praktis tapi menakutkan tersebut.
Setelah kulit kemaluan dapat dibebaskan dari jepitan resleting, Prof Selbst juga menganjurkan agar orangtua mengantisipasi kemungkinan infeksi. Jika terdapat luka pada permukaan penis, maka harus segera dibersihkan dan jika memang diperlukan maka dokter akan memberikan antibiotik supaya tidak infeksi.
Prof Dr Steven M Selbst, seorang dokter anak dari Jeffersson Medical College menyarankan agar kulit yang terjepit dilumuri dengan minyak mineral. Jika tidak ada, minyak bayi atau baby oil juga bisa digunakan asalkan licin dan tidak menyebabkan iritasi.
"Saya sudah melakukan ini beberapa kali. Sangat mudah dan murah, Anda cukup membiarkannya selama 20-30 menit lalu kulit yang terjepit akan lepas dengan sendirinya," kata Prof Selbst dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh American Academy of Pediatrics, seperti dikutip dari Familypracticenews.
Menurut Prof Selbst, minyak yang dilumurkan pada kemaluan anak dengan sendirinya akan melumasi permukaan kulit yang bersentuhan dengan resleting. Dalam beberapa saat, kulit akan lepas atau jika tidak maka tinggal dibantu dengan ditekan pakai kain katun.
Meski banyak yang menyarankan jalan pintas yakni dengan memotong resletingnya, Prof Selbst justru kurang suka cara ini. Selain merusak celana, menurutnya cara tersebut kadang-kadang tidak berhasil jika resletingnya terbuat dari logam seperti pada celana jins.
"Kami pernah meminta tolong petugas untuk memotong resleting dari logam. Saat petugas itu datang membawa gunting khusus untuk kawat, yang terjadi anak itu malah ketakutan," kata Prof Selbst menjelaskan alasannya kurang menyukai cara praktis tapi menakutkan tersebut.
Setelah kulit kemaluan dapat dibebaskan dari jepitan resleting, Prof Selbst juga menganjurkan agar orangtua mengantisipasi kemungkinan infeksi. Jika terdapat luka pada permukaan penis, maka harus segera dibersihkan dan jika memang diperlukan maka dokter akan memberikan antibiotik supaya tidak infeksi.
Langganan:
Postingan (Atom)